Suatu ketika ada seorang temen yang pasang status d situs jejaring sosial facebook, bilang bingung dengan sekian banyak permintaan pertemanan. Haruskah dikonfirm ato abaikan alias ga usah di terima permintaan pertemanannya. Karena berpikir buat apa kenal d dunia maya tapi tak kenal di kehidupan nyata. Kebetulan aku lumayan sering aktif disitu juga. Hmm, jadi pengen ngulik dikit kasus ini.
Aku sendiri punya akun facebook sejak 2009 (kalo ga salah, hehe). Sebenarnya selain facebook, aku punya beberapa akun lain. Tapi memang jarang sekali aku aktifin Boleh dikatakan tidak terlalu aktif di facebook juga sih, jika ukurannya OL tiap hari. Tapi lumayan sering karena hampir bisa dipastikan dalam sepekan buka facebook. Meski hanya lihat ada bagian pemberitahuan atau dinding teman-teman dekat. Kalo dibilang kecanduan mungkin. Nah lho.. habisnya gimana ya. Di jejaring sosial itu aku bisa ketemu teman-teman jaman aku masih sekolah. Bisa reuni di dunia maya. Itu sisi positif yang aku dapat. Tapi kalo aku hitung-hitung, sebenarnya banyak hal juga yang aku tinggalkan kalo sudah keasyikan OL. Hehe.
Sampai sekarang, daftar teman di facebookku hampir mencapai 1500. Jumlah yang mungkin lumayan banyak untuk ukuran aku yang bukan public figure. Hehe, rasanya memang sok ngartis juga aku ini. Awal aku punya akun itu aku add semua teman yang kukenal dan ga kukenal, sampai artis-artis dan tokoh terkenal juga, ditambah ngasih tanda ‘suka’ di sana sini. Memang gila, kayak ga ada kerjaan aku (sepertinya baru kali ini ada orang gila ngaku yaa :D).
Tapi yang paling aku suka adalah ketika permintaan pertemananku ke penulis diterima. Kan banyak tuh akun-akun nama penulis yang nongol di facebook meski sebenarnya ga jelas juga itu bener akun aslinya apa bukan. Rasa senengnya mungkin berasa seperti anak kecil yang dapat baju baru di hari lebaran. Hehe, rada norak ya. Gapapalah, aku memang suka membaca cerpen atau novel dari penulis-penulis yang aku mintai pertemanan itu. Dan tak jarang bisa baca cuplikan cerpen atau sekedar status penulis yang menarik.
Aku sendiri suka dengan aktifitas menulis, meski hanya menulis catatan harian hingga bertumpuk di rak bukuku dan beberapa tersimpan di flashdisk. Yang kadang kunikmati sendiri. Atau paling banter puluhan catatan harianku mungkin hanya dibaca sambil lalu oleh orang lain. Tak apa. Karenanya berteman dengan para penulis via dunia maya itu bisa membuat aku belajar menulis catatan yang bisa kunikmati, meski sendiri.
Melengkapi kegilaanku di facebook, permintaan pertemanan dari orang-orang yang tak kukenal juga langsung aku terima. Tak perlu repot mikir cuma kenal di dunia maya. Mungkin karena hal ini juga aku pernah ditandai di gambar yang menurutku ga sopan. Begini ceritanya, sebenarnya yang menandai aku di gambar itu aku kenal sebelumnya, laki-laki teman adikku. Meski belum pernah kopi darat dengannya, ya dasar aku yang main nambah-nambah teman sepenake dewe juga sih. Hehe.
Setelah berteman di dunia maya, dia sering menandaiku di gambar maupun catatannya. Segala macam gambar. Sampai suatu ketika aku ditandai di gambar yang menurutku rada ga enak dipandang. Begitu tau itu, aku langsung menghapus namaku di daftar gambarnya dan menghapus dia dari daftar nama teman facebookku. Masih kurang puas, aku telpon orang itu, langsung kumarahi. Haha, bisa galak juga aku. Semalam itu aku bener-bener sebal dengannya. Meracau ga karuan dan berharap Allah melembutkan hatiku biar ga marah-marah terus.
Selang sepekan, ada permintaan pertemanan lagi darinya. Lama banget ga aku konfirmasi. Sampai akhirnya dia mengirim pesan menyadarkan aku tentang sebuah pertemanan dan meminta maaf. Dengan perjanjian ga akan mengulangi lagi, kami berteman lagi (di dunia maya). Dan bersyukur sekali sekarang dia sering menandaiku di gambar ataupun catatan yang menurutku inspiratif
Ada cerita lain lagi. Perempuan ini aku kenal lewat hape. Berawal dari dia yang menghubungiku karena butuh sesuatu, kemudian berlanjut dengan sering sms nasehat. Lama berselang, tak jarang kami bertukar pikiran.sampai karena kebetulan aktifitas kami hampir sama. Ditambah lagi kutemukan akunnya di facebook. Jadi tambah akrab deh meski sebenarnya aku belum pernah ketemu secara langsung dengannya. Nikmatnya ukhuwah kurasakan disini.
Lain lagi ceritanya pertemanan dengan anak-anak sekolah tempat aku mengajar dulu. Banyak yang mengkonfirmasi permintaan pertemananku tapi tak sedikit yang menolak ataupun menerima tapi memblokirku dari dindingnya. Mereka yang memblokir akun facebookku biasanya karena menggunakan facebooknya untuk tempat curhat dan menutupi hubungan spesialnya dengan lawan jenis. Biasalah, remaja usia SMP yang lagi puber. Saling suka dengan teman dan ga mau gurunya tau. Dan lagi aku termasuk yang banyak komen kalo ada status yang rada-rada gajebo.
Bagiku, tulisan menunjukkan karakter. Artinya apa yang ditulis seseorang akan bisa menilai karakter orang tersebut. Hatta, yang ditulisnya mengutip lagu atau kata-kata bijak orang lain. Terlebih di dunia maya yang orang bisa menulis apa saja.
Jadi, mempunyai akun jejaring sosial memang menyenangkan. Hanya berteman di dunia maya pun tak jadi soal. Karena disana aku bisa berbagi. Meski hanya berbagi kata-kata. Terimakasih untuk semua yang menjadi temanku di dunia maya. (^_^ )
Aku sendiri punya akun facebook sejak 2009 (kalo ga salah, hehe). Sebenarnya selain facebook, aku punya beberapa akun lain. Tapi memang jarang sekali aku aktifin Boleh dikatakan tidak terlalu aktif di facebook juga sih, jika ukurannya OL tiap hari. Tapi lumayan sering karena hampir bisa dipastikan dalam sepekan buka facebook. Meski hanya lihat ada bagian pemberitahuan atau dinding teman-teman dekat. Kalo dibilang kecanduan mungkin. Nah lho.. habisnya gimana ya. Di jejaring sosial itu aku bisa ketemu teman-teman jaman aku masih sekolah. Bisa reuni di dunia maya. Itu sisi positif yang aku dapat. Tapi kalo aku hitung-hitung, sebenarnya banyak hal juga yang aku tinggalkan kalo sudah keasyikan OL. Hehe.
Sampai sekarang, daftar teman di facebookku hampir mencapai 1500. Jumlah yang mungkin lumayan banyak untuk ukuran aku yang bukan public figure. Hehe, rasanya memang sok ngartis juga aku ini. Awal aku punya akun itu aku add semua teman yang kukenal dan ga kukenal, sampai artis-artis dan tokoh terkenal juga, ditambah ngasih tanda ‘suka’ di sana sini. Memang gila, kayak ga ada kerjaan aku (sepertinya baru kali ini ada orang gila ngaku yaa :D).
Tapi yang paling aku suka adalah ketika permintaan pertemananku ke penulis diterima. Kan banyak tuh akun-akun nama penulis yang nongol di facebook meski sebenarnya ga jelas juga itu bener akun aslinya apa bukan. Rasa senengnya mungkin berasa seperti anak kecil yang dapat baju baru di hari lebaran. Hehe, rada norak ya. Gapapalah, aku memang suka membaca cerpen atau novel dari penulis-penulis yang aku mintai pertemanan itu. Dan tak jarang bisa baca cuplikan cerpen atau sekedar status penulis yang menarik.
Aku sendiri suka dengan aktifitas menulis, meski hanya menulis catatan harian hingga bertumpuk di rak bukuku dan beberapa tersimpan di flashdisk. Yang kadang kunikmati sendiri. Atau paling banter puluhan catatan harianku mungkin hanya dibaca sambil lalu oleh orang lain. Tak apa. Karenanya berteman dengan para penulis via dunia maya itu bisa membuat aku belajar menulis catatan yang bisa kunikmati, meski sendiri.
Melengkapi kegilaanku di facebook, permintaan pertemanan dari orang-orang yang tak kukenal juga langsung aku terima. Tak perlu repot mikir cuma kenal di dunia maya. Mungkin karena hal ini juga aku pernah ditandai di gambar yang menurutku ga sopan. Begini ceritanya, sebenarnya yang menandai aku di gambar itu aku kenal sebelumnya, laki-laki teman adikku. Meski belum pernah kopi darat dengannya, ya dasar aku yang main nambah-nambah teman sepenake dewe juga sih. Hehe.
Setelah berteman di dunia maya, dia sering menandaiku di gambar maupun catatannya. Segala macam gambar. Sampai suatu ketika aku ditandai di gambar yang menurutku rada ga enak dipandang. Begitu tau itu, aku langsung menghapus namaku di daftar gambarnya dan menghapus dia dari daftar nama teman facebookku. Masih kurang puas, aku telpon orang itu, langsung kumarahi. Haha, bisa galak juga aku. Semalam itu aku bener-bener sebal dengannya. Meracau ga karuan dan berharap Allah melembutkan hatiku biar ga marah-marah terus.
Selang sepekan, ada permintaan pertemanan lagi darinya. Lama banget ga aku konfirmasi. Sampai akhirnya dia mengirim pesan menyadarkan aku tentang sebuah pertemanan dan meminta maaf. Dengan perjanjian ga akan mengulangi lagi, kami berteman lagi (di dunia maya). Dan bersyukur sekali sekarang dia sering menandaiku di gambar ataupun catatan yang menurutku inspiratif
Ada cerita lain lagi. Perempuan ini aku kenal lewat hape. Berawal dari dia yang menghubungiku karena butuh sesuatu, kemudian berlanjut dengan sering sms nasehat. Lama berselang, tak jarang kami bertukar pikiran.sampai karena kebetulan aktifitas kami hampir sama. Ditambah lagi kutemukan akunnya di facebook. Jadi tambah akrab deh meski sebenarnya aku belum pernah ketemu secara langsung dengannya. Nikmatnya ukhuwah kurasakan disini.
Lain lagi ceritanya pertemanan dengan anak-anak sekolah tempat aku mengajar dulu. Banyak yang mengkonfirmasi permintaan pertemananku tapi tak sedikit yang menolak ataupun menerima tapi memblokirku dari dindingnya. Mereka yang memblokir akun facebookku biasanya karena menggunakan facebooknya untuk tempat curhat dan menutupi hubungan spesialnya dengan lawan jenis. Biasalah, remaja usia SMP yang lagi puber. Saling suka dengan teman dan ga mau gurunya tau. Dan lagi aku termasuk yang banyak komen kalo ada status yang rada-rada gajebo.
Bagiku, tulisan menunjukkan karakter. Artinya apa yang ditulis seseorang akan bisa menilai karakter orang tersebut. Hatta, yang ditulisnya mengutip lagu atau kata-kata bijak orang lain. Terlebih di dunia maya yang orang bisa menulis apa saja.
Jadi, mempunyai akun jejaring sosial memang menyenangkan. Hanya berteman di dunia maya pun tak jadi soal. Karena disana aku bisa berbagi. Meski hanya berbagi kata-kata. Terimakasih untuk semua yang menjadi temanku di dunia maya. (^_^ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar