Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Rabu, 14 Desember 2016

cerita sedikit tentang WWL

WWL singkatan dari weaning with love. Artinya menyapih dengan cinta. Alias menyapih dengan sukarela dan ikhlas antara ibu dan anak, tanpa paksaan, tanpa kebohongan. Pertama tahu istilah ini, kelihatannya keren. Secara tahunya orang disekitar termasuk ortu nyaraninnya itu putingnya diolesi yang pahit-pahit biar stop ASI. Ada juga yang kasih saran putingnya diolesi lipstik atau dikasih plester bilang kalo lagi sakit. Nah, saran-saran seperti ini nggak WWL. Ada kebohongan disana yang artinya secara tidak langsung anak diajarkan untuk berbohong demi mendapatkan sesuatu. Dan di usia emas si anak dikhawatirkan kebohongan itu mengendap di dasar pikirannya dan terbawa hingga 
ia kelak dewasa


Menyapih si sulung
Oke, karena istilah keren WWL, aku coba cara ini untuk menyapih Afiza, sulungku. Dari awal menyusui aku sudah niat banget Afiza bisa lulus S3 ASI. Itu lho, bisa tetep ngasi sampai usia 2 tahun. Dan sudah rencana program punya adek buat sulungku ini setelah 2 tahun. Namun rencana Allah ternyata tidak demikian. Saat usia mbak A 18 bulan, aku hamil. Awalnya sedihnya aku ketika tahu kenyataan ini. Sudah terbayang bakal gagal menyusui 2 tahun. Cari-cari info pengalaman teman kalau hamil tetap boleh menyusui asal nggak ada kontraksi. Oke, mantap untuk melanjutkan program S3. Berharap bener-bener pas mbak A 2 tahun  sudah lepas ASI.
 Menyapih anak bisa menjadi satu momen yang membawa perasaan gimana gitu. Ini hanya emak-emak yang tahu. Ya kan, selama 2 tahun  menyusui dan sudah tiba saatnya untuk berpisah. Kudu ada 
kerelaan antara ibu dan anak.

18 Mei 2016, genap 2 tahun tapi nggak ada tanda-tanda mau lepas ASI. Khawatir tetep ada tapi 
sounding selalu buat mbak A. Gapapalah sambil nunggu HPL  si adek 25 Juni nanti.
Sounding buat mbak A juga udah selalu kulakukan. Abinya juga semangat mendukung bisa ASI sampai 2 tahun dan selalu sounding.

"mbak A nanti kalau adik sudah lahir, mimiknya pakai gelas ya. Udah nggak mimik ummi. Kalau mimik pakai gelas, bisa mimik air putih, susu, teh, jus. Mbak A kan udah besar”. Kata-kata ini yang jadi andalan. Mbak A sampai hafal danbisa menirukan tapi tetap saja belum berhasil di usia genap 2 tahun. Hanya sekali dua kali mbak A mau tidur tanpa nenen. Hingga akhirnya mbak A lepas mimik ASI di usianya hampir 26 bulan tanpa paksaan, tanpa kebohongan. 

Terimakasih mbak A. Ummi selalu menyayangi mbak A meski mbak A nggak mimik ummi lagi. Semoga Allah ridha dan ASI yang sudah ummi berikan bisa menjadi bekal  mbak A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar