WWL singkatan dari weaning with love. Artinya
menyapih dengan cinta. Alias menyapih dengan sukarela dan ikhlas antara ibu dan
anak, tanpa paksaan, tanpa kebohongan. Pertama tahu istilah ini, kelihatannya
keren. Secara tahunya orang disekitar termasuk ortu nyaraninnya itu putingnya
diolesi yang pahit-pahit biar stop ASI. Ada juga yang kasih saran putingnya diolesi
lipstik atau dikasih plester bilang kalo lagi sakit. Nah, saran-saran seperti
ini nggak WWL. Ada kebohongan disana yang artinya secara tidak langsung anak
diajarkan untuk berbohong demi mendapatkan sesuatu. Dan di usia emas si anak
dikhawatirkan kebohongan itu mengendap di dasar pikirannya dan terbawa hingga
ia kelak dewasa
Menyapih si sulung
Oke, karena istilah keren WWL, aku coba cara ini
untuk menyapih Afiza, sulungku. Dari awal menyusui aku sudah niat banget Afiza
bisa lulus S3 ASI. Itu lho, bisa tetep ngasi sampai usia 2 tahun. Dan sudah
rencana program punya adek buat sulungku ini setelah 2 tahun. Namun rencana
Allah ternyata tidak demikian. Saat usia mbak A 18 bulan, aku hamil. Awalnya
sedihnya aku ketika tahu kenyataan ini. Sudah terbayang bakal gagal menyusui 2
tahun. Cari-cari info pengalaman teman kalau hamil tetap boleh menyusui asal
nggak ada kontraksi. Oke, mantap untuk melanjutkan program S3. Berharap
bener-bener pas mbak A 2 tahun sudah
lepas ASI.
Menyapih anak bisa menjadi satu momen yang membawa perasaan gimana gitu.
Ini hanya emak-emak yang tahu. Ya kan, selama 2 tahun menyusui dan sudah tiba saatnya untuk
berpisah. Kudu ada
kerelaan antara ibu dan anak.
18 Mei 2016, genap 2 tahun tapi nggak ada tanda-tanda
mau lepas ASI. Khawatir tetep ada tapi
sounding selalu buat mbak A. Gapapalah
sambil nunggu HPL si adek 25 Juni nanti.
Sounding buat mbak A juga udah selalu kulakukan. Abinya
juga semangat mendukung bisa ASI sampai 2 tahun dan selalu sounding.
"mbak A nanti kalau adik sudah lahir, mimiknya
pakai gelas ya. Udah nggak mimik ummi. Kalau mimik pakai gelas, bisa mimik air
putih, susu, teh, jus. Mbak A kan udah besar”. Kata-kata ini yang jadi andalan.
Mbak A sampai hafal danbisa menirukan tapi tetap saja belum berhasil di usia
genap 2 tahun. Hanya sekali dua kali mbak A mau tidur tanpa nenen. Hingga akhirnya
mbak A lepas mimik ASI di usianya hampir 26 bulan tanpa paksaan, tanpa kebohongan.
Terimakasih mbak A. Ummi selalu menyayangi mbak A meski mbak A nggak mimik ummi
lagi. Semoga Allah ridha dan ASI yang sudah ummi berikan bisa menjadi
bekal mbak A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar