Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Minggu, 17 April 2011

cacatan kakiku

Dalam sebuah novel karya Tere Liye berjudul eliana, saya terkesan dengan potongan kata-kata ini.

Kata tetua bijak,manusia memiliki sendiri hari-hari spesialnya. Ada hari ketika dilahirkan, hari mulai belajar merangkak, har mulai belajar berjalan hingga bisa berlari. Manusia tumbuh besar dengan hari-hari. Jatuh, bangun, sakit, sehat, tertawa, menangis, sendirian, ramai, sukses, gagal, semua dilalui bersama hari-hari.
Dan aku akan menambahinya, bersama hari itupun akan ada banyak cerita yang mengalir dari perjalanan manusia. Ada banyak pilihan pula bagaimana manusia menuangkan kisah hariannya.


Teringat seorang blogger yang sukses. Raditya Dika. Kusebut sukses dengan ukuran cerita sehai-hari yang dilaluinya dan ditulis di blognya akhirnya dibukukan.
Aku baca catatan hariannya yang dibukukan adalah Kambing Jantan. Pertama aku lihat buku itu tergolek di meja ruang tengah tempat kosku saat aku masih kuliah. Dasar, aku yang gila membaca cerpen, ada buku nganggur, langsung tertarik membacanya.

Dari situlah aku tertarik. Lebih karena ini ternyata kejadian keseharian seseorang yang kemudian diceritakan dalam bentuk tulisan dan dibubukan. Tentu saja, dibaca orang. Kukatakan demikian karena, jujur aku rada risih dengan bahasanya yang kadang vulgar. Hehe. Jadi, ambil positifnya saja, cara nulisnya yang ringan dan nyeplos itu yang bikin ger-geran kalo dibaca.

Atau gayanya Nasirun Purwokartun (lagi-lagi aku menyebut dia) yang menulis catatan hariannya dimana-mana. Katanya sih sudah sejak kelas 4 SD beliau nulis diary. Sampai sekarang umurnya yang sudah kepala 3, mungkin sudah ribuan kali ya catatannya. Dan potongan kehidupannya sebagian aku baca di note facebooknya. Aku bilang menarik. Jelas beda gaya penulisan “curhatan” Bapak yang satu ini dengan Raditya Dika. Karena yang jelas setiap penulis mempunyai gaya sendiri-sendiri.

Aku rasa, masih banyak lagi orang yang menyampaikan curhatannya lewat tulisan. Banyak yang sampai seberuntung dua orang itu tapi tak kalah banyak yang curhatannya dipandang sebelah mata, seperti aku ini :D. Karena orang seperti aku ini hanya ingin memuaskan diri, mengeluarkan segala uneg-uneg lewat tulisan. Sebenarnya kalau bisa ini menjadi tabungan yang nantinya bisa seberuntung Raditya Dika. Hehe, belum apa-apa sudah ngarep.

Ada yang bilang, curhat lewat tulisan kadang lebih puas lewat tulisan meski tak dibaca orang. Kalau curhat ke orang, selain bisa jadi tak ditanggapi juga lebih parahnya orang yang kita curhati ternyata ember.

Ada pula yang lebih suka curhat lewat tulisan di situs jejaring sosial. Di status facebook atau twitter atau jejaring sosial yang umum lain. Meski kadang curhat di status hanya sepatah-sepatah, membuat orang penasaran dan malah ditanggapi banyak orang. Setidaknya yang ember diri sendiri. Hehe.

Bersama hari akan mengalir rentetan kisah yang banyak. Tinggal bagaimana seorang manusia mau menceritakan kisah atau curhatannya lewat tulisan. Ketika memilih curhat lewat tulisan di dunia maya, tetep perlu hati-hati jangan sampai seperti kasus Prita orang yang akhirnya dituntut ke meja hijau karena curhat soal pelayanan Rumah Sakit tempat beliau dirawat. Dianggap mencemarkan nama naik si Rumah Sakit. Meski pada akhirnya dimenangkan olehnya. Kata orang, dunia maya itu seperti rimba. Sebagaimana hukum rimba, siapa saja boleh berbuat sesukanya.

Karenanya, orang beriman yang bermain didalamnya kudu lebih bijak mewarnai dan menyikapinya.

1 komentar: