Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Kamis, 14 April 2011

Miss Kotak Kotak :D

Aku terkesan dengan gaya tulisannya pak Nasirun Purwakartun di note facebook yang biasanya aku baca. Aku mengenalnya lewat tulisan-tulisan note.nya. Salah satu tulisannya yang aku suka berjudul "Hari ini aku memakai baju kotak". Di tulisan itu beliau menceritakan sosok idolanya, Sho Hok Gie. Katanya, dalam sebuah tulisan untuk mengenang pribadi Gie, Dien Pranata menceritakan tentang hubungan baju dan acara sang adik. Yang dari baju yang pakai, Dien bisa menebak dengan tepat acara yang hendak Gie datangi.



“Kalau pakai kemeja kotak-kotak biru, berarti dia akan pergi nonton film. Namun kalau Gie memakai kemeja biru kotak-kotak, itu pasti mau menjadi pembicara dalam sebuah diskusi. Karena hanya itulah satu-satunya baju yang Gie miliki.”

Aku sendiri hanya mengenal Sho Hok Gie pertama lewat filmnya. Yang saat itu diperankan oleh Nicolas Saputra. Yang lagi-lagi kata Pak Nasirun Purwokartun, Nico gagal memerankan sosok Gie yang sangat ceria dan menikmati masa mudanya dengan bermacam gejolaknya. Nicholas Saputra seolaah masih membawa sosok Rangga yang dingin, ketika menjadi Gie yang sangat ceria dan usil namun cerdas.

Dari situ, aku baru tertarik dengan buku "catatan seorang demonstran", meski baca dari hasil pinjaman dari teman. Tapi disini aku tak akan membahas buku itu. Aku hanya ingin cerita tentang baju kotak - kotaknya Gie.

Hari ini adalah hari kedua masuk kerja kantoran. Dan seragam yang harus kupakai adalah seragam kotak-kotak. Sebenarnya aku sudah puas (kalau tidak boleh dikatakan bosan) dengan baju kotak-kotak. Karena ketika jaman aku kuliah, hampir semua bajuku bermotif kotak-kotak.

Bahkan, ada kakak angkatanku yang komentar "Wah, miss kotak-kotak" ketika melihat setumpuk baju yang sedang aku setrika bermotif kotak-kotak semua. Hehe, sebenarnya saat itu aku baru saja menyadarinya. Karena memang, urusan baju adalah urusan Bue. Sangat jarang aku membeli atau membuat baju menurut keinginanku sendiri.

Karena itulah, aku sudah sangat puas dengan baju kotak-kotak dan bertekad ketika nanti membeli atau membuat baju, jangan sampai yang bermotif kotak-kotak.

Aku memang tidak mengenal sosok Gie secara utuh. Hanya mengetahui dari film dan catatan-catatan kecilnya yang katanya mempunyai kualitas pemikiran dan tulisan yang bernas dan cerdas. Jauh bangetlah aku.



Bahkan buku-buku harianku nanti, yang kutulis sekian banyak, mungkin tak akan seberuntung catatan harian Gie. Yang diterbitkan dan dibaca banyak orang, karena turut menjadi catatan sejarah, tentang pergolakan pemikiran mahasiswa, dalam menatap gejolak jamannya. Menjadi jejak sejarah tumbangnya orde lama dan berdirinya orde baru. Bahkan menjadi ispirasi para aktivis, ketika orde baru harus ditumbangkan di masa krisis.

Aku memang tidak seberuntung Gie dalam catatan harian. Puluhan catatan harianku mungkin hanya dibaca sambil lalu oleh orang lain. Namun paling tidak, hari ini aku masih menyimpan kebahagiaan.

Jadi sekali lagi, mungkin aku tak akan seberuntung Gie dalam meninggalkan kenangan pemikiran. Dalam meninggalkan tulisan-tulisan yang sarat inspirasi kemanusiaan.

Namun hari ini aku sepertinya lebih beruntung dari Gie, dalam soal pakaian.

Karena Gie dulu hanya punya satu baju kotak-kotak. Sementara sekarang aku punya banyak baju yang bermotif kotak-kotak!

Alhamdulillah…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar