Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Selasa, 20 Mei 2014

new baby


Memiliki buah hati tentu menjadi satu hal yang diinginkan oleh setiap pasangan setelah menikah. Demikian juga denganku. Sebulan setelah menikah masih sabar menunggu. Bulan kedua mulai ancang-ancang PP test. Belum bergaris dua. Masih tenang, belum rejeki, belum dikasih amanah sama Allah. Mendinginkan suasana hati.


Bulan ketiga  masih HHC dan masih dengan hasil yang sama, belum bergaris dua. Mulai khawatir, sampai periksa ke dokter spesialis kandungan. Hehe, padahal saat itu sedang haid di hari-hari akhir. Cuma pengen konsul ada masalah ga sih. Alhamdulillah, ga masalah. Lebih tenang. Sempat berpikir yang nggak-nggak sebelum periksa. Parno sama cerita orang yang sudah menikah sekian tahun belum dikaruniai anak. Setelah konsultasi tak ada masalah, cukup ikhtiar dan berdoa, akhirnya lebih tenang.

Hari-hari selanjutnya lebih santai, nggak ngoyo pengen cepat-cepat punya momongan. Malah bulan keempat itu haid terakhir karena bulan selanjutnya sudah ada janin dalam rahimku.

Saat itu ada perasaan tak percaya, rasa syukur, senang dan sakit jadi satu. Maklum, awal kehamilan terasa lemas dan tak nafsu makan. Selanjutnya hingga 3 bulan merasakan mual dan lebih sering keluar lagi apapun makanan yang masuk.

Bertambah bulan, nafsu makan semakin baik. Tak ada sesi ngidam-ngidaman. Apapun bisa masuk. Sampai perkiraan berat janin 3,3 kg. BB ku sendiri sebelum hamil 45 kg, sampai aku siap melahirkan 61 kg. BB dekbay ketika lahir 3,85 kg. Sekitar 12 kg kemana ya…

Usia kandungan 6 bulan, dekbay belum mau mapan kepalanya. Masih muter-muter. Perlu banyak jalan-jalan dan sujud agar  posisi dekbay benar. Sampai usia kandungan 9 bulan, kepala dekbay sudah di bawah tapi baru sedikit yang masuk panggul. Terlintas takut yang sangat karena pengen sekali melahirkan dengan persalinan normal.

HPL dari bidan maupun Sp.Og sama, 8 Mei 2014. Tapi sampai tanggal HPL tak ada tanda-tanda dekbay mau keluar. Ditunggu-ditunggu…. Sempat stress. Hasil konsultasi dengan dokter ditunggu sampai 1 minggu. Masih berharap untuk melahirkan normal.

Kamis, 8 Mei 2014 kembali periksa ke Sp.Og. Berharap bisa melahirkan normal.  Pilihan dipacu pun kuambil. Tak ada bayangan kalau dipacu itu kayak apa.

Malam itu juga dipacu dengan pil yang dimasukkan lewat jalan lahir. Nunggu sampai pagi berikutnya. Setelah diobservasi hanya bukaan 1 nggak penuh, diganti metode pacu dengan infuse. Aku cuma manut. Ternyata rasa dipacu itu sungguh menyiksa. Memaksa membuka jalan lahir.

Aku masih ingat, di ruang bersalin itu jam 1 siang, ada 3 yang sedang berjuang melahirkan. Aku dengar bagaimana jeritan ibu-ibu sebelah yang membuat repot bidan yang jaga. Meracau nggak karuan. Berharap aku tak seperti itu. Tapi sungguh, memang sakit. Pantaslah ibu sebelah seperti itu.

Bidan jaga observasi berkala. Aku dengar bisik-bisiknya, bukaan 1, beberapa jam kemudian bukaan 3, begitu sakitnya tambah hebat, bukaan 7. Dan semakin hebat ketika bukaan 10 dan ketuban pecah . Hingga jam 1 malam setelah ketuban pecah usaha mengejanku tak membuahkan hasil. Akhirnya dokter memutuskan untuk operasi. Rasanya runtuh harapanku. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya.

Selesai operasi dini hari jam 02.05 WIB, dekbay cantik sudah menghirup udara dunia barunya. Rasa ngantuk tak terkira setelah operasi mengalahkan rasa sakit sebelumnya. Sampai sekarang ada rasa bersalah seperti memaksa dekbay keluar dari dunia rahimnya.

Akulah yang menginginkan menjadi ibumu. Aku akan menyayangimu, nak. Bantu umi menjalankan amanah ini ya. Karena kelak umi harus bertanggung jawab kepadaNya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar