Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Jumat, 24 Februari 2012

Ponsel, Depresi dan Pengendalian Diri



Belum lama ini aku membaca sebuah tulisan di viva news soal smartphone alias ponsel pintar yang dapat mematikan indera, tepatnya berjudul "Awas, 'mati indera' karena ponsel pintar. sebuah tulisan yang dilansir pada tanggal 23 Desember 2011. Berikut kopiannya (dengan sedikit editan)

Cary Cooper, profesor psikologi organisasi dan kesehatan Lancaster University, Inggris memperingatkan para pengguna ponsel pintar untuk membatasi waktu mereka , karena dapat 'mematikan indera'.




"Menatap layar terus membuat Anda jauh dari orang-orang sekitar dan jadi pribadi yang pasif. Itu karena merasa tak perlu berinteraksi dengan dunia luar atau menghadapi masalah Anda," kata Cooper, seperti dikutip dari The Sun.

"Seperti televisi, cahaya menarik Anda ke dalam dan mematikan indera. Dapat bersifat adiktif dan merusak, dengan cara itu ponsel pintar menempati pikiran Anda," jelasnya.

"Teknologi komputer dapat membuat kecanduan karena sifatnya yang psikoaktif. Yaitu membangkitkan mood dan memicu perasaan senang. Email khususnya, memberi kita kepuasan yang dalam istilah psikologi disebut penguatan variabel rasio," kata Cooper.

Artinya, kita tidak pernah tahu kapan kita akan mendapatkan pesan email, teks atau dari jejaring sosial. Sehingga, kita secara teratur memeriksanya, lagi dan lagi.

"Ini seperti mesin slot, kita mencarinya untuk membangkitkan perasaan senang. Menjadi subjek data yang konstan atau informasi berlebihan, yang risikonya membuat Anda kurang bisa mengontrol," kata Cooper.

Ia juga memperingatkan, terus memandangi ponsel pintar efeknya seperti terus-menerus menggunakan lift ketimbang tangga, hanya karena tampaknya lebih mudah. "Dengan tidak menggunakan otak untuk melakukan fungsi-fungsi kognitif dan sosial, efeknya akan sangat terasa pada kesehatan emosi," ujar Cooper.

Setelah membaca artikel ini, aku berkaca pada diriku sendiri yang terkadang merasa “mengautiskan diri’ dari orang-orang sekitar ketika asik dengan ponsel pintar. Ponsel pintar sendiri jelas memanjakan si pemilik dengan banyak aplikasi fitur, salah satunya internet. 

Menurutku, bahaya terbesar dari internet itu bukan hacker, melainkan ketagihan.







Akhirnya, kembali kepada pribadi masing-masing untuk menyikapi segala teknologi yang cenderung memudahkan. Perlu adanya pengendalian diri sehingga kita bisa bijak dalam menggunakan teknologi yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar