Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Selasa, 05 Juli 2011

Miracle worker

Miracle worker. Pernah nonton film ini? Hm, film lama sebenarnya. Produksi 2001, tapi baru semalam aku tonton. Aku memang nggak begitu suka nonton film, hanya film-film yang direkomendasikan dari sodara atau temanlah yang aku tonton. Ya, akhirnya nonton fimnya telat. Udah pada heboh nonton, aku baru menikmatinya. Dan sejauh ini tak pernah aku harus merogoh kantong untuk sekedar membeli CD film. Hehe, artinya aku hanya mengopi file film punya temen atau paling banter mengunduhnya lewat youtube. Dasar, nggak mau rugi :D


Kembali ke soal film miracle worker yak. Setelah sukses aku tonton, ternyata film itu adalah film yang dijadikan adaptasi novel karya Tere Liye yang berjudul Moga Bunda disayang Allah. Jalan ceritanya hampir sama.

Berkisah tentang sebuah keluarga mempunyai anak yang bernama Helen, berusia 6 tahun yang sejak 2 tahun, tanpa dijelaskan apa sebabnya, menjadi buta, tuli dan bisu. Bisa dibayangkan, hidup dengan tanpa bisa melihat, mendengar dan berucap, yang ada akhirnya adalah kemarahan yang tak jelas.

Keluarganya yang apa yang orang berada, Helen diperlakukan tanpa dengan banyak pemakluman. Apapun yang Helen mau selalu didapatkannya. Namun tak punya teman bermain selain ibunya. Karena setiap dia bermain selalu diakhiri dengan adegan percobaan melukai temannya. Kedua orang tuanya udah mencoba banyak dokter tetapi belum ada yang dapat menyembuhkannya.

Hingga suatu ketika bertemulah keluarga ini dengan “Annie Sulivans”, seorang relawan yang pernah menghadapi hal serupa. Dan siap menyembuhkan Helen dengan syarat Helen harus tinggal jauh dari kedua orang tuanya.

Dengan penguasaan bahasa isyaratnya, Annie mencoba mengajarkannya kepada Helen. Hingga 2 minggu waktu yang disediakan oleh orangtuanya, Helen tak benar-benar memahami apa yang diajarkan Annie. Helen hanya hafal bagaimana mengeja “air” dengan bahasa isyarat tanpa tau air itu yang seperti apa.

Saat itulah, dia sungguh merasa terpukul karena belum mampu mengajarkan apapun kepada Helen, meski sebenarnya kedua orang tuanya sudah cukup puas dengan perubahan Helen yang kelihatan lebih tenang.

Namun ketenangan Helen hanya sementara. Ketika Helen kembali pulang, semua pelajaran yang diberikan Annie menghilang. Saat itu di acara makan bersama, Helen kembali mengamuk, berontak dengan segala aturan yang pernah dia dapat selama belajar bersama Annie.

Annie yang sebenarnya sangat berharap bisa mengajarkan sesuatu yang lebih kepada Helen, merasa punya tanggung jawab untuk mengatasi amukannya. Annie membawa paksa Helen keluar ke tempat sumber air. Disanalah dia kemudian memahami ejaan kata air dengan bahasa isyarat dan apa yang dimaksud air itu.

Sungguh mengharukan, ketika Annie tau bahwa Helen memahami apa yang dimaksud air. Kemudian Annie memperbanyak kosakata lain agar Helen bisa melihat dunia dengan bahasa isyaratnya. Annie terlihat bahagia sekali. Seorang guru yang berhasil membuat muridnya memahami apa yang diajarkannya.

Nah, buat yang penasaran sama buku adaptasi film Miracle Worker ini, baca buku ini


Kau tau, aku ingin seperti Annie. Saat ini aku memang bukan guru seperti Annie. Aku seorang penyuluh kesehatan masyarakat. Yang dihadapkan pada objek masyarakat yang jauh dari kehidupan sehat. Saat ini isu yang sedang kuhadapi adalah terkait BAB sembarangan. Dan aku harus merubahnya.

Seharusnya orang memahami pepatah Jawa “gawea omah saka mburi” (buatlah rumah dari belakang). Sebuah pepatah Jawa daerah Banyumas yang bermakna mendalam, bila ingin menilai sebuah rumah yang sehat itu maka lihatlah bagian kamar mandinya (belakang). Realitas disini banyak yang rumahnya keren dari depan tapi tak punya jamban sehat.

Jikapun tak ada dana khusus untuk membuat jamban keren permanen, cukup dengan jomblong yang murah meriah dan bisa jadi tak berbiaya jika bisa memanfaatkan bahan-bahan di alam sekitar. Atau setidaknya bisa belajar dari kucing yang setiap BAB selalu mengubur kotorannya dengan tanah. Intinya kan seperti itu, menghentikan jalur kontaminasi penyakit, agar apa yang kita buang tak kembali ke makanan kita lagi.

Memang umurku menjadi penyuluh kesehatan barulah seumur jagung. Belum ada apa-apanya.musti terus belajar mencintai profesiku ini. Hingga suatu ketika nanti aku bisa meraih keberhasilan seperti halnya Annie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar