Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Jumat, 03 Juni 2011

Tentang Kuku

Aku paling risih dengan kuku yang panjang. Meski kuku itu terlihat bersih dan terawatt karena sering manicure pedicure. Apalagi ditambah aksesori cat kuku dengan warna warni seindah apapun jika kukunya panjang, tetap aku tak tertarik. Karena itu sering aku bergidik sendiri ketika ada tayangan orang dengan kuku terpanjang apalagi hingga mecapai rekor dunia. Aku selalu berpikir bagaimana mereka bisa melakukan aktivitas dengan leluasa ketika kuku-kuku tangannya panjang begitu.


Begitu juga dengan kukuku. Bahkan aku memotongnya hingga benar-banar mepet dengan kuku yang seharusnya tidak dipotong. Alasanku memang karena sungguh merasa terganggu ketika tanganku beraktivitas dalam keseharian, misal mencuci, memasak atau pekerjaan yang lainnya. Pernah suatu ketika aku mencuci dan tanpa sadar kuku yang saat itu kubiarkan sedikit panjang melukai telapak tanganku dan jilbab yang kukucek terkoyak sedikit. Menyesal aku tak memotong kukuku pekan itu.

Selain itu, kuku tanganku panjang sedikit, pagi harinya seringkali kudapati kulit tangan dan kakiku berbaret akibat garukan kuku yang tak kusadari. Sepertinya memang nyamuk yang tanpa permisi mampir ke kulit kaki dan tanganku ketika aku terlelap dan tanpa sadar kuku tanganku yang sedikit panjang menggasak bekas gigitan nyamuk itu. Alasan itulah yang membuatku semakin tidak suka berkuku panjang, meski hanya sedikit panjangnya.

Kuku yang diciptakan Allah Subhanahu wa Ta'ala mempunyai peranan
dan kepentingannya yang tersendiri kepada manusia. Dalam hukum Islam, kuku
berperanan dalam beberapa perkara hukum yang tidak seharusnya diabaikan oleh
umat Islam. Walaupun ia dilihat hanya seolah-olah perkara kecil, namun
kadang-kadang ia adalah perkara besar, sebagai contoh ketika seorang yang masih
dalam ihram haji atau umrah didenda membayar dam kerana memotong
kukunya. Mmemotong kuku juga bagian dari sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Yaitu kuku yang melebihi ujung jari, karena dapat menyimpan kotoran yang menjijikkan dibawahnya, dan bahkan bisa menghalangi masuknya air tatkala berwudhu’ atau mandi.

Aku masih ingat dulu ketika SD, sering ada razia kuku panjang. Namanya razia, jelas nggak dikasih tahu kapan tuh periksa kukunya. Alhasil, ada sja ketika ada pemeriksaan kuku dadakan itu. Ada yang kasak kusuk cari alat apa saja yang bisa dipakai untuk memotong kuku yang panjang. Bisa pemotong kuku, silet, bahkan mungkin pisau kalau ada kali. Mereka yang nggak ketemu dengan alat-alat itu, cukup puas dengan menggigit kuku panjangnya hingga habis. Jangan dibayangkan gimana aksi memotongnya. Hehe. Dan mereka yang terjaring razia kuku panjang, siap diberi hukuman pentung dengan penggaris dan berdiri di depan kelas. Meski tidak seberapa sakit, malunya itu lho.

Ada lagi cara lain yang lumayan membuat jera siswa yang niat berkuku panjang. Di sebuah sekolah Islam terpadu memberdayakan pengurus OSIS-nya untuk memeriksa kuku teman-temannya yang panjang secara berkala dengan cara mencegat mereka di gerbang ketika masuk sekolah. Mereka yang kedapatan berkuku panjang, silahkan mengisi kas OSIS Rp. 100,00 per jari yang berkuku panjang.

Sebenarnya heran juga ketika ada yang repot bin ribet melihara kuku. Secara kesehatan jelas nggak ada sehat, sehatnya tuh kuku panjang. Karena bukan nggak mungkin bakal nyangkut tuh kuman-kuman penyakit kalau kukunya panjang.

Oke, akhirnya aku rasa hampir tak ada manfaatnya ketika berkuku panjang. Jadi tambah heran kalau ada yang seneng melihara kuku sampai panjang. Nggak bisa bayangin kalau mereka yang berkuku panjang lagi makan. Yang ada, kuman yang ada di kuku ikut masuk ke perut. Dan lebih nggak bisa bayangin kalau jari kelingking yang berkuku panjang dipakai untuk mengetahui apakah ayam sebentar lagi mau bertelur atau tidak. Tahu kan, caranya dengan memasukkan kelingking ke dubur ayam. Bisa langsung bablas tuh ayam kalau begitu :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar