Assalamu'alaikum Selamat datang di blog emak-emak muda
Home| Numpang| Nampung| Nampang| Bikin Sendiri| Twitter| Facebook|

Selasa, 10 Mei 2011

ANTARA AKU, ROKOK DAN ANAKKU

Bulan Mei selalu mengingatkan aku pada hal yang teramat tidak aku sukai. Karena di penghujung bulan ini, tanggal 31 Mei diperingati hari bebas tembakau. Tentu saja, bukan karena tembakaunya aku tak suka. Tapi salah satu olahan tembakau yang aku tak suka. Rokok! Aku yakin semua orang tahu. Dan sebagian besar orang tahu pula kerugian yang diperoleh akibat merokok. Tapi tak sedikit pula yang tahu akan bahaya merokok tetap saja melakukan aktivitas tersebut. Menurut sebuah survey LPPM Universitas Pekalongan tahun 2009, di Kabupaten Pekalongan, mereka yang tahu tentang bahaya rokok sebesar 92,1% tapi konsumen rokok sendiri 43,1% dari jumlah penduduknya (414.552 jiwa). Dan Indonesia termasuk konsumen nomor 5 terbesar di dunia dari 50 juta perokok aktif (WHO, Building blocks for Tobacco control 2004). Ironis sekali, sekedar tahu tanpa peduli pada konsekuensinya.

Pada zaman sekarang, anak kecil usia 10 tahun telah belajar merokok. Bahkan, menurut GYTS Indonesia tahun 2006, 3 dari 10 siswa (30,9%) merokok untuk pertama kalinya sebelum umur 10 tahun. Pernah suatu ketika aku ke stasiun di daerah Semarang, mendapati anak perempuan usia balita merokok dan begitu mahir memegang gagang rokok layaknya seorang yang sudah lama merokok. Fakta ini sangat mengusik aku sebagai orang yang tak suka rokok dan selayaknya perlu ada perhatian khusus dari generasi pembimbing.

Walaupun tidak dalam kapasitas untuk memberikan solusi, berikut ini adalah pemikiran yang menurutku berpotensi menghadapi masalah ini secara bersama.(1)

1. Menjadi contoh dan memberi lingkungan yang baik bagi anak-anak kita

Anak-anak adalah pembelajar yang baik. Mereka belajar dari meniru orang-orang di sekitarnya, dan yang terdekat adalah orang tuanya. Dengan menjadi contoh hidup bagi anak-anak, maka secara alamiah, mereka tidak memiliki role-model perokok dalam kehidupan sehari-hari sehingga kemungkinan untuk mereka mencoba memulai menjadi lebih kecil. Selain itu, akan sulit menasehati anak-anak untuk tidak merokok jika orang tuanya adalah perokok aktif.

Lingkungan dalam hal ini tidak hanya terbatas pada ruang lingkup keluarga, tetapi juga ruang lingkup yang lebih besar, seperti pergaulan dengan tetangga di sekitar rumah, sekolah, dan religi. Apabila lingkungan yang kita berikan adalah lingkungan yang sehat, bebas rokok, maka mereka akan mudah terinspirasi untuk menjadi produk lingkungan yang sehat pula.

Bagi mereka, orang tua yang perokok, hendaknya menjauh dari anak-anak ketika merokok. Dan tata peraturan, untuk tidak merokok ketika di tempat-tempat umum, seperti sekolah, angkutan, rumah sakit dan lain-lain.

2. Memberikan arahan fokus positif bagi mereka

Anak-anak mempunyai kebiasaan selalu ingin tahu dan ingin mencoba banyak hal. Layaknya tubuh yang mereka miliki memilki energi yang tinggi. Dengan memberikan arahan fokus positif bagi mereka, pikiran mereka akan dipenuhi oleh minat dan upaya untuk mengasah bakat mereka.

Aktivitas tersebut bisa dalam berbagai bentuk kegiatan yang disukai oleh mereka. Sebagai orang tua, semestinya mengetahui potensi maupun bakat yang dimiliki si anak. Dengan demikian, orang tua dapat memberikan arahan mana-mana aktivitas yang baik yang bisa digunakan untuk menyalurkan energi mereka sehingga kesempatan untuk mencoba-coba aktivitas yang kurang baik dapat diperkecil.

3. Menanamkan nilai kesehatan dan melek ekonomi

Menurut PP No 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nocotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Komponen utamanya adalah nikotin, tar dan karbonmonoksida. Nikotin menyebabkan ketergantungan/ adiksi; tar, dapat tertimbun dalam paru-paru dan menimbulkan gangguan pada organ paru-paru; karbonmonoksida sendiri dapat menghambat aliran ogsigen dalam darah dan jantung. Bahkan rokok mengandung 400 macam racun dan lebih dari 4000 zat kimia yang lebih dari 250 diantaranya bersifat karsinogenik (penyebab kanker). (2)

Dari pengertian itu, sudah dapat diketahui begitu tidak sehatnya rokok. Semestinya sebagai orang tua mengajarkan anak-anak akan penting dan berharganya tubuh yang sehat dalam meraih hidup yang berkualitas. Dan tentu saja, pilihan yang tepat adalah menjauhi rokok.

Allah lebih mencintai mukmin yang kuat daripada yang lemah. Karena dengan badan yang kuat (sehat) seorang bias melakukan lebih semangat melakukan aktivitas. Menghindari rokok merupakan upaya untuk menjaga anugrah Allah berupa kesehatan dan syukur pada tingkat yang dasar.

Merokok adalah aktivitas adiktif yang mengganggu kesehatan dan membebani keuangan. Tidak hanya ketika membeli rokoknya tetapi juga biaya perawatan gangguan kesehatan yang mungkin diakibatkan oleh rokok. Sedangkan merokok sulit untuk dihentikan bila sudah menjadi kebiasaan.

Dengan menanamkan pola pikir seperti ini, diharapkan anak-anak dapat berpikir dua kali untuk mencoba merokok.

Aku rasa masih banyak yang bisa dilakukan untuk menghindari generasi muda dari bahaya rokok. Sedikit pemikiran ini semoga bisa memberikan gambaran pentingnya bagi kita untuk bersama melindungi generasi penerus dari bahaya rokok demi mencapai hidup yang berkualitas.


Sumber:
1. Media Informasi Kesehatan vol. 1 No. 23 Juli 2009
2. National Toxicology Program. 11th Report on Carcinogens; 2005. Available at: http://ntp-server.niehs.nih.gov. 2. Mackay J, Eriksen M. The Tobacco Atlas. World Health Organization; 2006. 3. Harvard Health Letter. May 2005.
3. hasil ceramah diskusi Pelatihan Konselor Berhenti Merokok Dinkes Kota Semarang tanggal 11 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar